Kaskus- Puluhan gajah liar dalam beberapa hari terakhir mengamuk di pedalaman
Bunin, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Akibatnya,
puluhan hektar perkebunan milik warga diobrak-abrik hewan bertubuh besar
tersebut.
Tokoh masyarakat Serbajadi, Bukhari Muslim, mengatakan, gajah sebanyak 28 ekor tersebut merusak lahan perkebunan sawit, pinang, durian, dan kakao. Selain itu, hewan yang terkenal dengan sebutan 'po meurah' ini juga merobohkan sebuah rumah serta mengobrak-abrik padi diperkirakan seberat satu ton yang disimpan dalam goni.
"Masyarakat sekarang sangat resah. Mereka semua panik dan tidak tahu harus berbuat apa," kata Bukhari kepada wartawan, Sabtu (14/11/2015).
Perkebunan yang rusak parah akibat amukan gajah yaitu dua hektar kebun sawit produktif milik Salihin, warga Simpang 1. Menurut Bukhari, warga berharap Pemkab Aceh Timur serta Pemerintah Aceh mendatangkan gajah jinak dari CRU untuk menggiring kawanan gajah liar itu ke hutan.
"Sudah empat hari gajah mengamuk di sini," jelasnya.
Konflik gajah dengan manusia di Aceh Timur bukan kali ini saja terjadi. Akhir pekan lalu, kawanan gajah juga mengamuk di Seumamah Jaya, Kecamatan Ranto Peurlak. Akibatnya, sejumlah rumah warga dan perkebunan diobrak-abrik.
Sehari setelahnya, satu ekor gajah betina ditemukan mati di antara perkebunan kelapa sawit milik sebuah perusahaan swasta dan perkebunan warga. Gajah tersebut awalnya ditemukan mati oleh masyarakat setempat.
"Kami belum dapat memastikan gajah tersebut mati akibat konflik dengan warga. Belum ada bukti yang mengarah ke sana," kata Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Genman Suhefti Hasibuan, saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (12/11/2015) lalu.(detik.com)
Tokoh masyarakat Serbajadi, Bukhari Muslim, mengatakan, gajah sebanyak 28 ekor tersebut merusak lahan perkebunan sawit, pinang, durian, dan kakao. Selain itu, hewan yang terkenal dengan sebutan 'po meurah' ini juga merobohkan sebuah rumah serta mengobrak-abrik padi diperkirakan seberat satu ton yang disimpan dalam goni.
"Masyarakat sekarang sangat resah. Mereka semua panik dan tidak tahu harus berbuat apa," kata Bukhari kepada wartawan, Sabtu (14/11/2015).
Perkebunan yang rusak parah akibat amukan gajah yaitu dua hektar kebun sawit produktif milik Salihin, warga Simpang 1. Menurut Bukhari, warga berharap Pemkab Aceh Timur serta Pemerintah Aceh mendatangkan gajah jinak dari CRU untuk menggiring kawanan gajah liar itu ke hutan.
"Sudah empat hari gajah mengamuk di sini," jelasnya.
Konflik gajah dengan manusia di Aceh Timur bukan kali ini saja terjadi. Akhir pekan lalu, kawanan gajah juga mengamuk di Seumamah Jaya, Kecamatan Ranto Peurlak. Akibatnya, sejumlah rumah warga dan perkebunan diobrak-abrik.
Sehari setelahnya, satu ekor gajah betina ditemukan mati di antara perkebunan kelapa sawit milik sebuah perusahaan swasta dan perkebunan warga. Gajah tersebut awalnya ditemukan mati oleh masyarakat setempat.
"Kami belum dapat memastikan gajah tersebut mati akibat konflik dengan warga. Belum ada bukti yang mengarah ke sana," kata Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Genman Suhefti Hasibuan, saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (12/11/2015) lalu.(detik.com)
0 comments:
Post a Comment