KASKUS - Kasus kematian gajah Sumatera masih tinggi di Aceh. Dalam 11 bulan terakhir, sedikitnya ada sembilan individu satwa liar yang dilindungi itu mati dengan berbagai sebab.
Kasus teranyar terjadi di Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat. Seekor gajah betina berusia 10 tahun ditemukan mati membusuk tiga hari lalu akibat keracunan.
“Ini kasus (kematian gajah) kedelapan sepanjang tahun ini dengan jumlah individu (yang mati) sebanyak sembilan individu,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Genman Suhefti Hasibuan kepada Okezone, Jumat (27/11/2015).
Angka kematian gajah tahun ini hampir sama dengan 2014, yakni 10 ekor. Kematian gajah ini menunjukkan ada ancaman serius bagi kehidupan satwa dilindungi ini, akibat habitat mereka yang terganggu kemudian memunculkan konflik baru dengan manusia.
Genman menyebut, kematian gajah banyak terjadi dalam tiga bulan terakhir. “Yang jelas dari September sampai November ini ada delapan individu yang mati. Paling banyak November yaitu ada dua di Aceh Timur, satu di Pidie dan satu lagi di Aceh Barat,” sebutnya.
Tiga hari lalu masyarakat menemukan seekor gajah betina mati di Sumber Batu, Aceh Barat. Kondisinya sudah membusuk, diperkirakan sudah mati beberapa hari sebelum ditemukan.
Tim BKSDA sudah melakukan autopsi terhadap individu gajah tersebut. Hasilnya diketahui gajah itu mati usai terkena racun.
“Dokter hewan kita menemukan adanya organ tubuh gajah itu yang terkontaminasi racun. Jadi kematiannya diduga karena kena racun. Kami tidak tahu itu diracun atau bukan, kita tidak bisa asal tuduh diracun. Tapi yang jelas memang karena racun,” ujar Genman.
Menurutnya, lokasi kematian gajah itu dulunya merupakan habitat po meurah (sebutan takzim orang Aceh untuk gajah) yang kemudian berubah fungsi.
Untuk meminimalisasikan kematian gajah, BKSDA Aceh sedang menyusun rencana strategi jangka panjang penanggulangannya. Termasuk merancang kawasan konservasi khusus gajah atau santuari.(OKZ)
Kasus teranyar terjadi di Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat. Seekor gajah betina berusia 10 tahun ditemukan mati membusuk tiga hari lalu akibat keracunan.
“Ini kasus (kematian gajah) kedelapan sepanjang tahun ini dengan jumlah individu (yang mati) sebanyak sembilan individu,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Genman Suhefti Hasibuan kepada Okezone, Jumat (27/11/2015).
Angka kematian gajah tahun ini hampir sama dengan 2014, yakni 10 ekor. Kematian gajah ini menunjukkan ada ancaman serius bagi kehidupan satwa dilindungi ini, akibat habitat mereka yang terganggu kemudian memunculkan konflik baru dengan manusia.
Genman menyebut, kematian gajah banyak terjadi dalam tiga bulan terakhir. “Yang jelas dari September sampai November ini ada delapan individu yang mati. Paling banyak November yaitu ada dua di Aceh Timur, satu di Pidie dan satu lagi di Aceh Barat,” sebutnya.
Tiga hari lalu masyarakat menemukan seekor gajah betina mati di Sumber Batu, Aceh Barat. Kondisinya sudah membusuk, diperkirakan sudah mati beberapa hari sebelum ditemukan.
Tim BKSDA sudah melakukan autopsi terhadap individu gajah tersebut. Hasilnya diketahui gajah itu mati usai terkena racun.
“Dokter hewan kita menemukan adanya organ tubuh gajah itu yang terkontaminasi racun. Jadi kematiannya diduga karena kena racun. Kami tidak tahu itu diracun atau bukan, kita tidak bisa asal tuduh diracun. Tapi yang jelas memang karena racun,” ujar Genman.
Menurutnya, lokasi kematian gajah itu dulunya merupakan habitat po meurah (sebutan takzim orang Aceh untuk gajah) yang kemudian berubah fungsi.
Untuk meminimalisasikan kematian gajah, BKSDA Aceh sedang menyusun rencana strategi jangka panjang penanggulangannya. Termasuk merancang kawasan konservasi khusus gajah atau santuari.(OKZ)
0 comments:
Post a Comment