Promo
Tahunan
×
Home » , , » Aceh dan Bengkulu, Lokasi Terbanyak Konflik Harimau-Warga

Aceh dan Bengkulu, Lokasi Terbanyak Konflik Harimau-Warga

Bengkulu - Konflik antara harimau sumatera dan penduduk lima tahun terakhir ini banyak terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Bengkulu.

"Dalam kurun waktu lima tahun telah terjadi 395 konflik antara harimau sumatera dan manusia di 9 provinsi di Sumatera," kata Manajer Kampanye Walhi Bengkulu Sony Taurus, dalam rilisnya Selasa, 12 Januari 2016.

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Bengkulu mendata konflik itu. Di Aceh terjadi konflik sebanyak 106 kasus, Bengkulu 82 kasus, Jambi 70 kasus, Lampung 47 kasus, Riau 26 kasus, Ulu Masan Aceh 15 kasus, Sumatera Utara 11 kasus, dan Sumatera Selatan 12 kasus.

Tingginya konflik harimau dengan manusia tersebut, kata dia, disebabkan oleh rusaknya kawasan hutan akibat perkebunan skala besar dan pertambangan.

Seperti habitat kunci harimau sumatera di Taman Buru Semidang Bukit Kabu di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Seluma, yang telah mengalami kerusakan yang cukup parah. 

Luas Semidang Bukit Kabu tercatat 9.035 hektare, dan 75 persen di antaranya rusak dan gundul. "Seperti diketahui saat ini ada enam perusahaan tambang di kawasan itu," ujar Sony.

Sony menyebutkan, berdasarkan data BKSDA, terdapat 57 harimau turun gunung di Bengkulu dengan perincian 40 ekor berkeliaran di wilayah hutan Kabupaten Bengkulu Utara, Lebong, dan Rejang Lebong. 

Sebanyak 12 ekor berkeliaran di wilayah hutan Kabupaten Kepahiang, Bengkulu Tengah, dan Seluma, serta 5 ekor lagi berkeliaran di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur.

Konflik manusia dan harimau di sekitar kawasan Semidang Bukit Kabu cukup tinggi. Dalam dua tahun terakhir ada 7 warga yang dimangsa harimau, yakni 5 orang warga Desa Sekalak dan 2 orang warga Desa Talang Beringin. 

Tidak hanya itu, harimau juga mengancam masyarakat di desa sekitar Taman Buru Semidang Bukit Kabu, yaitu Desa Lubuk Resam, Talang Beringin, Puguk, Sekalak di Kabupaten Seluma dan Desa Kuta Nyiur di Kabupaten Bengkulu Tengah. 

Sony mendesak pemerintah daerah merespons cepat kondisi kritis beberapa hutan di daerah itu. Polisi diminta menindak tegas pemburu, penjual, dan pembeli organ harimau sumatera.(Tempo)
Share this Artikel :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Kaskus Aceh | Kaskusaceh | Kaskus Aceh
Copyright © 2013. kaskusaceh-Lingkungan - All Rights Reserved
Template Created by Informasi Lingkunga Published by Kaskusaceh
Proudly powered by Blogger