KASKUS - Konon, gajah sumatera hidup hampir di seluruh wilayah di Sumatera. Namun, seiring waktu berlalu, populasi gajah sumatera semakin berkurang. Kini gajah Sumatera hanya 30 persen di Sumatera. Provinsi Aceh merupakan wilayah yang paling banyak hidup gajah sumatera.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup, Bambang dalam Sidang Kaukus III Pembangunan Berkelanjutan Aceh, Selasa (22/12/2015) malam di Hotel Hermes Palace.
Menurut Bambang, gajah sumatera masih banyak karena konservasi binatang tersebut termasuk bagus di Aceh. Adat dan budaya masyarakat setempat salah satu faktor yang mendukung konservasi gajah.
"Gajah memiliki karakter unik, khas, dan endemik. Gajah harus seirama dengan masyarakat. Karena habitat gajah terganggu makanya gajah keluar dari habitatnya dan turun ke desa," kata Bambang dihadapan ratusan orang yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Menurutnya, konflik antara gajah dan manusia tidak mudah diatasi. Bambang khawatir jika konflik tersebut tidak selesai, gajah sumatera akan punah. Dari data yang ia tampilkan, pada 2007 ada 2.400-2.800 gajah sumatera. Namun jumlah itu terus menurun dari tahun ke tahun.
"Di Riau dari data WWF, lebih 100 individu gajah mati setiap tahun sejak 2004," tutur Bambang.
Sementara itu, Aceh masih memiliki hutan masih yang relatif luas sebagai habitat gajah, yaitu 3.557.916 hektare. Namun disayangkan Bambang karena konflik gajah dan masyarakat masih banyak terjadi di Aceh. Untuk itu, ia mengharapkan pemahaman dari semua pihak dalam menjaga konservasi gajah sumatera.
Dalam Permenhut nomor 48 tahun 2007, dituliskan mengenai pedoman penanggulangan konflik satwa liar. Isi dari peraturan menteri tersebut ialah gajah dan manusia sama pentingnya, kerjasama multi pihak, site specifik, dan skala minimum landscape.
"Solusi dari konflik ini, pengendalian pemanfaatan ruang dan penyiapan habitat baru sebagai lokasi tujuan penggiringan gajah. Dan restorasi habitat. Permasalahan konflik gajah tidak hanya tanggung jawab pemerintah semata tapi tanggung jawab bersama," ujarnya.
Selain itu, telah disusun Strategi Rencana Aksi Gajah Sumatera dan Kalimantan 2007-2017 yang didalamnya termasuk alternatif pembiayaan.[habadaily]
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup, Bambang dalam Sidang Kaukus III Pembangunan Berkelanjutan Aceh, Selasa (22/12/2015) malam di Hotel Hermes Palace.
Menurut Bambang, gajah sumatera masih banyak karena konservasi binatang tersebut termasuk bagus di Aceh. Adat dan budaya masyarakat setempat salah satu faktor yang mendukung konservasi gajah.
"Gajah memiliki karakter unik, khas, dan endemik. Gajah harus seirama dengan masyarakat. Karena habitat gajah terganggu makanya gajah keluar dari habitatnya dan turun ke desa," kata Bambang dihadapan ratusan orang yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Menurutnya, konflik antara gajah dan manusia tidak mudah diatasi. Bambang khawatir jika konflik tersebut tidak selesai, gajah sumatera akan punah. Dari data yang ia tampilkan, pada 2007 ada 2.400-2.800 gajah sumatera. Namun jumlah itu terus menurun dari tahun ke tahun.
"Di Riau dari data WWF, lebih 100 individu gajah mati setiap tahun sejak 2004," tutur Bambang.
Sementara itu, Aceh masih memiliki hutan masih yang relatif luas sebagai habitat gajah, yaitu 3.557.916 hektare. Namun disayangkan Bambang karena konflik gajah dan masyarakat masih banyak terjadi di Aceh. Untuk itu, ia mengharapkan pemahaman dari semua pihak dalam menjaga konservasi gajah sumatera.
Dalam Permenhut nomor 48 tahun 2007, dituliskan mengenai pedoman penanggulangan konflik satwa liar. Isi dari peraturan menteri tersebut ialah gajah dan manusia sama pentingnya, kerjasama multi pihak, site specifik, dan skala minimum landscape.
"Solusi dari konflik ini, pengendalian pemanfaatan ruang dan penyiapan habitat baru sebagai lokasi tujuan penggiringan gajah. Dan restorasi habitat. Permasalahan konflik gajah tidak hanya tanggung jawab pemerintah semata tapi tanggung jawab bersama," ujarnya.
Selain itu, telah disusun Strategi Rencana Aksi Gajah Sumatera dan Kalimantan 2007-2017 yang didalamnya termasuk alternatif pembiayaan.[habadaily]
0 comments:
Post a Comment